Hati-hati Dalam Memakai Pembungkus Makanan, karena banyak kertas pembungkus makanan berbahaya untuk kesehatan
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kemasan pangan tidak
dapat dipisahkan dari produk pangan, baik sebagai wadah maupun untuk
mengawetkan makanan agar tetap terjaga kualitasnya.
Jenis-jenis kemasan pangan primer (kontak langsung dengan
makanan) yang beredar di Indonesia juga beragam, mulai dari styrofoam, plastik,
hingga yang berbahan jenis kertas seperti kertas nasi bungkus berwarna coklat,
karton duplex, karton virgin fiber, serta karton food grade.
Namun, apakah semua kemasan pangan primer tersebut terbuat
dari bahan yang layak dan aman digunakan?
Dalam keseharian, kertas nasi bungkus berwarna coklat dan
karton duplex adalah jenis kemasan pangan primer berbahan kertas yang paling
lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, snack box, dan nasi bungkus.
Perlu diketahui bahwa karton duplex dan kertas nasi bungkus
berwarna coklat terbuat dari kertas daur ulang yang mungkin sudah
terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelip,
serta bahan-bahan kimia lainnya.
Selain itu, mikroorganisme dan jamur dapat tumbuh pada
kertas bekas. Fakta penting lainnya yaitu ditemukannya kandungan logam berat yang relatif tinggi
pada kertas yang mengandung serat daur ulang. Tidak hanya itu, kandungan
mikroorganisme pada kertas tersebut juga menunjukkan nilai tertinggi
dibandingkan jenis kertas lainnya.
Zat-zat berbahaya di atas berdampak negatif terhadap tubuh
manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan
kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan
resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.Oleh karena itu, penggunaan jenis kertas
tersebut sebagai kertas kemasan pangan primer perlu diwaspadai.
Muhammad Adjidarmo, pengamat industri kertas, menegaskan
tentang bahayanya penggunaan kertas non kemasan pangan.
"Kertas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya
tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung
timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat beresiko membahayakan
kesehatan," ujarnya.
Sayangnya hingga saat ini masih banyak ditemukan makanan
jajanan seperti gorengan yang dibungkus dengan kertas bekas, padahal bahan yang
panas dan berminyak akan mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.
Bahkan jenis bahan pangan, konsentrasi, waktu kontak, serta
luas permukaan kontak juga turut memicu migrasi. Salah satu penyebab maraknya
penggunaan kertas non kemasan adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan.
Di samping itu, ada sebagian masyarakat yang lebih
mempertimbangkan harga murah daripada kesehatan. "Sebenarnya tahu kalau
kertas coklat kurang baik digunakan untuk membungkus makanan tapi tidak
terpikir kalau dampaknya seburuk itu," ujar Vina (23), salah satu
karyawati gerai baju di Jakarta.
Lalu seperti Apakah Kemasan Pangan yang Aman?
Jenis kemasan pangan primer berbahan kertas lainnya adalah
karton virgin fiber dan karton food grade. Secara kasat mata, tidak terlihat
perbedaan yang mencolok karena keduanya terbuat dari bahan dasar virgin fiber
(serat alami) yang membuat tampilannya berwarna putih.
Namun, perbedaan akan terlihat disaat penggunaan, dimana
karton virgin fiber akan tembus minyak, sedangkan karton food grade tidak akan
tembus minyak.
"Kemasan pangan berkategori food grade aman dan layak
digunakan karena 100% terbuat dari serat alami sehingga berwarna putih bersih,
tidak berbintik-bintik, serta bebas dari kandungan bakteri dan senyawa
berbahaya seperti benzene dan styrene (bahan baku styrofoam).
Dari segi lingkungan juga bersifat eco-friendly lantaran
terbuat dari serat alami yang mudah terurai," jelas Adjidarmo.
Oleh karena itu, masyarakat dapat lebih waspada
ketika membeli produk makanan yang masih menggunakan kertas daur ulang dan
beralih menggunakan kemasan pangan berbahan food grade yang dapat menjamin
kualitas makanan agar tidak rusak serta menjaga kesehatan tubuh agar terhindar
dari bahaya pencemaran hasil produksi kemasan pangan berbahan dasar kertas
bekas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar